30 November 2013

Perilaku konsumen Bab 9


Komunikasi

1.      Pentingnya komunikasi
a)     Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
b)     Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
c)     Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
d)     Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
e)     Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
f)       Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas.


2.      Definisi komunikasi
Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) mengartikan komunikasi sebagai suatu proses yang dipergunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat tranmisi pesan simbolik.

Newman dan Summer (1961) mengartikan komunikasi sebagai proses pertukaran fakta, ide, opini atau emosi melalui kata-kata, surat-surat, simbol-simbol atau pesan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi adalah “pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

3.      Proses komunikasi
Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima, menggunakan isyarat tangan atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya.
a.      Pengirim (sender)
Proses komunikasi diawali oleh pengirim sebagai sumber pesan. Pengirim, dalam kerangka keorganisasian dapat berupa karyawan biasa, manajer, atau pihak luar yang memberikan gagasan, maksud informasi dan bertujuan mengadakan kumunikasi..
b.      Penyandian (encoding)
Tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran, misalnya memutuskan kata-kata mana yang harus dikatakan atau ditulis disebut sebagai penyandian (
encoding). Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seorang kepada orang lain lewat perwakilan atau sandi.
c.      Saluran Komunikasi (communication chanel)
Ketika orang-orang berkomunikasi dalam lingkungan organisasi, mereka biasanya menggabungkan tampilan vokal (saluran pendengaran) dan pandangan (saluran penglihatan). Sentuhan (saluran peraba), penciuman (saluran penciuman), dan perasa (saluran saraf) juga digunakan dalam saluran pesan dalam komunikasi. Fungsi saluran komunikasi di sini adalah sebagai alat menyampaikan pesan. Untuk menyampaikan pesan yang dimaksud, seseorang dapat meggunakan berbagai macam, yaitu tatap muka, telepon, pertemuan kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, system imbalan, jadwal produksi, dan ramalan penjualan.
d.      Pengertian Sandi (Decoding)
Pesan yang diterima kemudian diinterpretasikan dan diterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti. Proses
ini dilakukan dengan dua cara, pertama penerima harus menerima, kemudian mengartikannya. Pengertian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, pemilihan penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang dipakai, dan harapan.
e.      Penerimaan (Receiver)
Bila pesan tidak sampai pada penerima, maka komunikasi itu belum terjadi. Artinya, pesan yang dikirimkan itu harus diterima baik (dipahami) oleh penerima. Oleh karena itu pesan yang dikirimkan harus jelas kepada siapa pesan itu ditujukan. Dalam hal ini kita tidak akan menggunakan cara yang sama dalam berkomunikasi kepada anak-anak dan berkomunikasi kepada orang dewasa. Jadi dalam berkomunikasi siapa pendengarnya perlu dipertimbangkan.
f.       Umpan Balik (Feedback)
Sebuah rangkaian umpan balik (Feedback) memberi saluran bagi tanggapam penerima yang memungkinkan sender untuk menentukan apakah pesan telah diterima dan menghasilkan tanggapan yang dimaksudkan. Bagi manajer, umpan balik komunikasi ini mungkin datangdari berbagai macam cara. Dalam situasi tatap muka, umpan balik bias terjadi secara langsung melalui tanda-tanda atau sandi. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim (sender), perngirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim berarti komunikasi tersebut efektif.
g.      Kegaduhan (noise)
Gangguan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Dalam setiap proses komunikasi, kegaduhan atau kendala-kendala dalam berkomunikasi akan selalu ada. Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman seperti udara dan kertas. Ganggua juga dapat terjadi secara internal (kurang perhatian penerima) atau eksternal (gangguan suara lain)

4.      Komunikasi persuasif
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator

5.      Pandangan tentang proses komunikasi
Komunikasi pemasaran mungkin hanya berfokus untuk mengatasi kesenjangan kesadaran akan produk, citra, atau preferensi dalam pasar sasaran. Tetapi pandangan dalam komunikasi pemasaran ini memiliki beberapa keterbatasan, terlalu pendek dan mahal, dan sebagian besar pesan jenis ini tidak sampai kepada pelanggan sasaran.

Titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Misalnya, seseorang yang ingin membeli komputer akan bertanya pada orang lain, melihat iklan di televisi, membaca artikel di koran dan majalah, dan mengamati komputer yang dipajang di toko-toko komputer. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.

6.      Memilih saluran komunikasi
Saluran komunikasi dibagi dalam beberapa macam sbb :
1.    Saluran interpersonal dan media massa
2.    Saluran lokal dan saluran kosmopolit

Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan tatap muka (sumber dan penerima) antara dua orang atau lebih. Misalnya rapat atau pertemuan kelompok, percakapan langsung, pembicaraan dari mulut ke mulut, dsb.
Sedangkan saluran media massa adalah alat-alat penyampai pesan yang memungkinkan sumber mencapai suatu audiens dalam jumlah besar, yang dapat menembus batasan waktu dan ruang. Misalnya radio, televisi, film, surat kabar, buku, dsb.
Saluran antar pribadi disebut saluran lokalit apabila kontak-kontak langsung itu sebatas daerah atau sistem sosial itu saja. Sedangkan saluran melalui media massa sudah pasti bersifat kosmopolit. Sebaliknya saluran media massa dapat dipastikan bersifat kosmopolit.

7.      Model komunikasi pemasaran
Model Komunikasi Pemasaran di bagi menjadi dua :
                                A.        Model Makro
1)     Perhatian yang selektif : Dengan memberikan pesan iklan, yang menjelaskan mengapa para pengiklan kadang-kadang berbuat apa saja untuk menarik audiens melalui ketakutan, musik, daya tarik sex sual, atau berita utama yang tebal yang menjanjikan sesuatu.
2)    Penyimpangan selektif : Penerima akan mendengarkan apa yang sesuai dengan system keyakinannya akibatnya penerima sering menambahkan sesuatu yang tidak ada pada pesan tersebut.
3)     Ikatan Selektif : Orang-orang hanya akan menyimpan lama dalam ingatannya sebagian kecil pesan yang sampai kepada mereka apabila menerima.

                                 B.        Proses Model Mikro
Dengan Melihat Tanggapan Pelanggan sehingga proses komunikasi didasarkan pada tugas komunikator.
a.      Kesadaran
b.      Pengetahuan
c.      Kesukaan
d.      Kelebihsukaan atau preferensi :
e.      Keyakinan
f.       Pembelian

8.      Alat-alat promosi dalam komunikasi pemasaran

Komunikasi Pemasaran (Promosi)  terdiri atas lima alat komunikasi utama: 
a.      Periklanan: Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
b.      Promosi Penjualan: Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
c.      Hubungan masyarakat dan publisitas: Berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.
d.      Penjualan pribadi: Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
e.       Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

9.      Periklanan
Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang digunakan untuk membujuk audiens (pemirsa, pembaca atau pendengar) untuk mengambil beberapa tindakan sehubungan dengan produk, ide, atau layanan

10. Promosi penjualan
Promosi Penjualan adalah sales promotion  yaitu semua cara yang digunakan oleh agen pemasaran untuk menginformasikan, membujuk atau mempengaruhi pengguna akhir produk, tidak termasuk iklan, penjualan pribadi, dan publisitas.

11. Penjualan tatap muka
Presentasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan memperoleh penjualan dari produk yang dihasilkan.
Cara ini menurut saya lebih efektif karena penjualan secara tatap muka bisa melihat secara langsung ekspresi calon pembeli ketika melihat produk yang kita hasilkan.

12. Hubungan masyarakat
Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi.

SUMBER

18 November 2013

Bab 8



Sikap konsumen 'Perilaku Konsumen'

   I.        DEFINISI SIKAP KONSUMEN
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial. Sedangkan  Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Berikut beberapa karakteristik sikap antara lain : 
a.  Sikap positif, negatif, netral.
b.  Keyakinan sikap.
c.   Sikap memiliki objek.
d.  Konsistensi sikap.
e.  Sikap bisa di bedakan berdasarkan intensitasnya.

 II.        FUNGSI-FUNGSI SIKAP

1.  Fungsi Utilitarian ( manfaat )
  • Seorang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari resiko produk.
  • Karena itu sikap berperan seperti operan conditioning.
  • Iklan Osram mengkomunikasikan “hemat listrik:lebih ekonomis dan tahan 6000 jam”.
Contoh : seseorang menyukai makan sayur dan buah-buahan karena keduanya mengandung  serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran konsumen. Sebaliknya, seseorang tidak merokok karna rokok membahayakan bagi kesehatannya.
2.  Fungsi Mempertahankan Ego
  • Sikap melindungi citra diri seseorang.
  • Seseorang menyukai sepatu bertumit tinggi, supaya dia merasa lebih tinggi sehingga mengurangi rasa mider dan meningkatkan kepercayaan diri. 
3.  Fungsi Ekspresi Nilai
  • Sikap akan menggambarkan minat/hobi.
  • Seseorang lebih suka membeli pakaian dibutik dan tidak suka membeli pakaian di took.
Contoh: sikap seseorang menggambarkan minat, hobby membeli pakaian dibutik menggambarkan ekspresi kelas social seseorang. Butik selalu diasosiasikan dengan tempat penjualan pakaian yang baik dan berkelas.
4.  Fungsi Pengetahuan
  • Sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen akan suatu produk.
  • Yang dilakukan pemasar, brosur berisi pengetahuan mengenai produk dan penggunaan produk.
III.        TIGA KOMPONEN SIKAP
Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
A.  Kognitif (cognitive) 
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. 

B.  Afektif (affective) 
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu. 

C.  Konatif (conative) 
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi. 

IV.        HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU
Mengenai hubungan antara sikap dan tingkah laku, ada 4 teori:
1.  Reason action model theory (Ajzen dan Fishben, 1980 & 1991). Menurut teori ini, tingkah laku individu dapat diramalkan dari tujuan tingkah laku yang terbentuk dari: attidute towards the behavior (sejauh mana indiovidu menilai positif atau negative dari konsekuensi tingkah laku tertentu) dan norma subyektif sejauh mana ia percaya bahwa significant others menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut. Contoh: saya akan melakukan tingkah laku tertentu kalau tingkah laku tersebut berdampak positif pada saya dan orang lain menyukai/menyetujui tingkah laku saya tersebut.
2.  Planned behavior theory, hampir sama dengan Reason action model theory hanya saja menambahkan 1 elemen lain yaitu: persepsi akan kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Intense akan menentukan tingkah laku ditampilkan atau tidak.
3.  Attitude to behavior process model (Fazio, 1994), beberapa kejadian dapat mengaktifkan pengetahuan tentang norma social dan sikap sehingga keduanya akan membentuk definisi kita tentang situasi (persepsi) yang akan menentukan tingkah laku yang ditampilkan. Contoh: ketika melihat kecelakaan lalu lintas di jalan, norma social Susi mengenai tolong-menolong (yang diajarkan sejak kecil) mendorong Susi untuk menolong korban kecelakaan itu.
4.  Balance Theory dan Cognitive Dissonance Theory (Festinger), menurut teori ini tingkah laku dapat mempengaruhi sikap dan sebaliknya sikap dapat mempengaruhi tingkah laku. Perubahan dapat terjadi bila tidak ada konsistensi antara sikap dan tingkah laku. Dalam teori ini, kita sering menyadari ada hal-hal yang tidak sejalan dengan diri kita yang membuat diri kita tidak nyaman (dissonance) untuk itu kita berusaha membuatnya seimbang lagi melalui dua pilihan: mengubah sikap atau mengubah perilaku. Bila ada situasi yang menekan atau menuntut keseragaman, tingkah laku akan merubah sikap dan bila ada situasi yang tidak menekan, sikap akan merubah tingkah laku. Contoh sikap merubah tingkah laku: Susi mencintai Boby dan mau berpacaran dengannya, tapi karena mengetahui bahwa Boby itu perokok dan Susi tidak menyukai rokok maka Susi tidak jadi berpacaran dengan Boby. Contoh tingkah laku mempengaruhi sikap: Istri yang tidak suka bola, tapi karena sering menemani suami menonnton bola, si istri tersebut jadi suka bola.

  V.        MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN SIKAP
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
1.  Tingkat Keterlibatan Konsumen
2.  Pengukuran sikap
3.  Pengaruh orang lain
4.  Faktor situasional
5.  Pengaruh merek lain
6.  Kekuatan sikap

VI.        STRATEGI PERUBAHAN SIKAP
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi.
Perubahan sikap dapat dilakukan melalui 5 (lima) strategi berikut :
1.  Mempengaruhi persepsi konsumen yang berkaitan dengan fungsi sikap yaitu fungsi manfaat, fungsi citra diri, fungsi nilai-nilai, fungsi pengetahuan. Agar terbentuk sikap positif pada konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar memperhatikan aspek fungsi sikap.
2.  Menghubungkan produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi
Sikap dihubungkan dengan sebagian atau berbagai golongan, peristiwa sosial, atau kegiatan amal tertentu.
3.  Memecahkan masalah dua sikap yang bertentangan
Para konsumen dapat diyakinkan bahwa sikap mereka yang negatif terhadap produk atau merek tertentu sebetulnya tidak bertentangan dengan dengan sikap yang lain, mereka dapat dibujuk untuk merubah penilaian mereka terhadap merek tersebut ( beralih dari sikap negatif ke sikap positif ).
       5. Mengubah keyakinan konsumen terhadap merek pesaing
Pemasar untuk mengubah sikap konsumennya dapat membandingkan produknya dibandingkan produk lain, dengan harapan agar konsumen berubah keyakinannya/ kepercayaannya terhadap merek pesaing.


SUMBER: