30 Maret 2014

Wawancara


Apa itu wawancara?

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara pewawancara dengan pihak yang diwawancarai/narasumber.
Pernahkah kaliah melakukan wawancara? Nah, berikut langkah-langkah dalam melakukan wawancara:

1.     Menentukan topik.
2.    Memilih narasumber.
3.    Menyusun daftar pertanyaan.
4.    Mencatat pokok-pokok informasi dari narasumber.
5.    Menuliskan hasil wawancara.
Beberapa kata tanya yang dapat kalian gunakan untuk mewawancarai narasumber

Apa            : untuk menanyakan sesuatu
Kapan        : untuk menanyakan waktu
Siapa          : untuk menanyakan orang yang melakukan kegiatan
Di mana     : untuk menanyakan tempat
Bagaimana : untuk menanyakan latar belakang masalah
Mengapa    : untuk menanyakan alasan mengapa suatu hal terjadi

Tips untuk pewawancara

a.    Ucapkanlah terima kasih setelah wawancara selesai.
b.    Mohon maaf apabila saat wawancara berlangsung ada hal yang tidak berkenan.
c.    Memohon kesediaan narasuumber untuk dihubungi kembali jika ada hal yang perlu ditanyakan ulang.


KIAT CERDAS
Jika kalian yang kurang percaya diri saat mewawancarai seorang narasumber. Apa yang harus kalian lakukan untuk mengatasinya?
1.     Jangan anggap seorang narasumber manusia super.
2.    Kuasai masalah dengan baik.
3.    Pelajari cara mengajukan pertanyaan yang baik dan benar.
4.    Ciptakan suasana wawancara seperti obrolan.

Semoga bermanfaat untuk kalian..

Tulisan 2 Metode ilmiah Dan Pertanyaan ilmiah



Pemakaian Metode Ilmiah untuk menjawab Pertanyaan Ilmiah


Pada tulisan sebelumnya, penulis pernah membahas tentang metode ilmiah. Sekarang penulis ingin berbagi ilmu tentang pemakaian Metode imiah untuk menjawab pertanyaan imiah. Simaklah pengertian pertanyaan ilmiah.
Pengertian Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan Ilmiah adalah rasa ingin tahu seseorang akan sebuah informasi yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang sudah ada. Jadi pertanyaan ilmiah harus sesuai dengan ilmu yang sudah ada, bukan sembarangan pertanyaan tanpa ada fakta.


Contoh dari pertanyaan ilmiah:

Adakah pengaruh perbedaan jenis makanan terhadap ikan air tawar dengan ikan air laut?
Jika muncul pertanyaan seperti contoh diatas, maka kita membutuhkan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan tersebut. kita tidak boleh asal menjawab ada perbedaan atau tidak ada perbedaan, tanpa melakukan penelitian terlebih dahulu.  Maka metode ilmiah lah yang akan menjawabnya berdasarkan tahapan metode ilmiah dan fakta yang sudah didapat, agar pertanyaan tersebut dapat dijawab oleh si peneliti dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

 Sumber:


27 Maret 2014

Kumpulan Puisi

Bagi kamu yang suka membaca puisi, berikut cuplikan puisi karya Chairil Anwar..


Senja di Pelabuhan Kecil
Karya Chairil Anwar



Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung suram muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap


Tugas 2 Bahasa Indonesia

Teori yang Berhubungan dengan Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah


     Menurut Ostle (1975), “Metode Ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi”. Sedangkan menurut Almadk (1939), ”Metode Ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran .”
     Dapat disimpulkan secara ringkas, Metode Ilmiah adalah suatu cara yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, berdasarkan bukti yang telah didapat.


Tahapan Metode Ilmiah sebagai berikut :

  1. Mengadakan penelitian lalu merumuskan masalah. 
  2. Mengumpulkan data- data atau keterangan yang ada.
  3. Menyusun hipotesis.
  4. Menguji hipotesis dengan melakukan penelitian.
  5. Mengolah data (hasil) penelitian dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan.
  6. Menguji kesimpulan.

Pengertian Sikap Ilmiah

 
Sikap Ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.  Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.
Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah.  Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :

  1. Obyektif terhadap fakta.
  2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
  3. Berhati terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang lain.
  4. Mencampur adukkan fakta dengan pendapat. 
  5. Bersikap hati-hati.
  6. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
  7. Sikap menghargai karya orang lain.
  8. Sikap tekun.
  9. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
  10. Sikap menjangkau ke depan.
Peran atau tugas dari sikap ilmiah dan metode ilmiah, sebagai berikut:


  1. Diskripsi             : Menggambarkan secara jelas daan cermat, hal – hal yang dipersoalkan.
  2. Ekspansi             : Menerangkan secara detail kondisi – kondisi yang mendasari terjadinya peristiwa.
  3. Menyusun teori    : Mencari dan merumuskan hukum – hukum, tata hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain.
  4. Ramalan ( prediksi )    : Membuat prediksi ( ramalan ), estimasi dan proyeksi mengenai peristiwa yang akan terjadi, apabila keadaan itu didiamkan.
  5. Pengendalian ( kontrol ) : Melakukan tindakan – tindakan guna mengatasi keadaan atau gejala yang akan terjadi.

http://noerkasanahsecret.blogspot.com/2014/03/metode-ilmiah-dan-sikap-ilmiah.html
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/hakikat-metode-ilmiah/





18 Maret 2014

Teori yang Berhubungan dengan Penalaran

TUGAS 1

Ciri-ciri Penalaran :
  1. Adanya suatu pola berpikir yang luas dapat disebut sebagai logika (penalaran merupakan suatu pola berpikir logis).
  2. Sifat analitik dari proses berpikir.  Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

PENALARAN MORAL

Setiono (dalam Muslimin, 2004) menjelaskan bahwa menurut teori penalaran moral, moralitas terkait dengan jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana orang sampai pada keputusan bahwa sesuatu dianggap baik dan buruk. Moralitas pada dasarnya dipandang sebagai pertentangan (konflik) mengenai hal yang baik disatu pihak dan hal yang buruk dipihak lain. Keadaan konflik tersebut mencerminkan keadaan yang harus diselesaikan antara dua kepentingan, yakni kepentingan diri dan orang lain, atau dapat pula dikatakan keadaan konflik antara hak dan kewajiban.

Menurut Hurlock (1978), mengatakan bahwa tingkah laku moral berarti tingkah laku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Pengertian ini hampir sama dengan pendapat sebagian besar ahli psikologi dalam menerangkan masalah moral. Penganut teori behaviorisme menyatakan bahwa moralitas identik dengan konfonnitas terhadap aturan-aturan sosial. Nilai moral merupakan evaluasi dari tindakan yang dianggap baik oleh anggota masyarakat tertentu. Dengan demikian jelas bahwa pemahaman moral merupakan proses internalisasi dari norma budaya atau norma dari orangtua (Setiono, 1993).

Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg, Tahapan tersebut dibuat saat ia belajar psikologi di University of Chicago berdasarkan teori yang ia buat setelah terinspirasi hasil kerja Jean Piaget dan kekagumannya akan reaksi anak-anak terhadap dilema moral.
Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Ia mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang semula diteliti Piaget, yang menyatakan bahwa logika dan moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan, walaupun ada dialog yang mempertanyakan implikasi filosofis dari penelitiannya.

PENALARAN DENGAN KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINITY)

    Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu kepastian. Ketidakpastian adalah suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita membuat suatu keputusan yang terbaik.
Teori yang berhubungan dengan ketidakpastian sebagai berikut:
  1. Probabilitas Klasik
  2. Probabilitas Bayes
  3. Teori Hartley yang berdasarkan pada himpunan klasik
  4. Teori Shanon yang didasarkan pada peluang.
  5. Teori Dempster-Shafer

SALAH NALAR
Kekeliruan dalam proses berpikir karena emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan.

Macam-macam Salah Nalar:
  1. Generalisasi yang terlalu luas.
  2. Kerancuan Analogi.
  3. Kekeliruan Kausalitas
  4. Kesalahan Relevansi.
  5. Pembenaran.
  6. Kurang Memahami Persoalan.

 Sumber :

http://www.slideshare.net/hanyaqhu1/penalaran-26250841
http://bacock.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html
http://jak-stik.ac.id/materi/Kecerdasan_Buatan/7-Penalaran.pdf

TULISAN PENALARAN INDUKTIF DENGAN CARA ANALOGI

Tema : Konsep Penalaran Ilmiah Dalam Kaitannya dengan Penulisan Ilmiah

Pengertian Penalaran
Menurut Minto Rahayu, (2007:35), “Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat ilmiah dan tidak ilmiah”.

Unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:

  1. Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variabel.
  2. Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
  3. Proposisi.
  4. Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan terarah menuju suatu kesimpulan.
  5. Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
  6. Sistematika yaitu seperangkat proses atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
  7. Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
  8. Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
  9. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
  10. Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau kesalahannya.
  11. Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
  12. Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.

Perbedaan Pola penalaran Induktif dan Pola Penalaran Deduktif

Pola Penalaran Induktif disusun dengan menuliskan paragraf yang berisi gagasan khusus, kemudian dijelaskan dengan sejumlah gagasan umum.
Pola Penalaran Deduktif disusun dengan menuliskan paragraf yang berisi gagasan umum, kemudian dijelaskan dengan sejumlah gagasan khusus.

Contoh
Pola Penalaran Induktif
Akhir-akhir ini, ongkos transportasi naik. Barang kebutuhan pokok pun berubah harganya. Perusahaan banyak yang gulung tikar dan mem-PHK buruhnya. Pengangguran merajalela di mana-mana. Hal itu terjadi akibat pemerintah menaikkan harga BBM yang melampaui batas kewajaran.

Pola Penalaran Deduktif
Kritik terhadap terapi IMF sebetulnya bukan hal baru. Beberapa ekonom, termasuk pemegang hadiah Nobel, sebelumnya kerap menyuarakan kritik mereka secara lantang. Ekonom lokal juga tidak kalah lantang dalam menyuarakan hal serupa.

Contoh Penalaran Induktif Dengan Cara Anologi
Analogi Kertas putih dengan Anak bayi
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas Putih. Bayi akan dibentuk kepribadiannya sesuai dengan didikan yang diterimanya, seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik oleh orang tuanya, maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi semua orang.

Sumber :
Utomo Prasetyo, dkk. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html