Resensi
Judul
Novel :
3600 Detik
Pengarang : Charon
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 200 Halaman
Cetakan : Ketiga belas, April 2014
Harga :Rp. 40.000.-
Akibat Perceraian Orang
Tuannya, Sandra menjadi anak bandel dan suka dikeluarkan daeri sekolahnya
akibat kenakalannya. Sejak bertemu dengan Leon, tingkah nakalnya lambat laun
menjadi berubah dan akhirnya mereka menjadi teman baik. Akan tetapi, karena
leon mengidap penyakit yang mematikan, Sandra menyediakan waktunya 3600 detik
untuk leon sebelum ia meninggalkan dunia untuk selamanya.
Novel ini bercerita
tentang kisah seorang gadis remaja yang menjadi anak nakal akibat perceraian
orang tuanya. Suatu hari ia bertemu dengan leon, yang awalnya Sandra tidak
menyukai sikap leon, lama kelamaan akhirnya Sandra berteman baik dengan leon.
Novel dibuka dengan
pemaparan menarik mengenai sikap Sandra, sang gadis yang nakal akibat hancurnya
rumah tangga orang tuanya. Dia merokok sambil duduk di jendela, mencoba
mengingat sudah berapa banyak rokok yang dihisapnya. Sandra sudah tidak pernah
mau memedulikan apapun lagi semenjak ayahnya bercerai dengan ibunya setahun
yang lalu (hal.7)
Sandra memasuki sekolah
barunya,dengan gaya rambut yang merah, baju seragam yang di keluarkan, dan kuku
tangan nya yang berwarna merah. Ia berjalan di lorong-lorong, tiba-tiba ia
bertemu dengan seorang cowok sedang memainkan piano di ruang musik. Dia adalah
leon, leon salah satu murid yang teladan di sekolahnya, akan tetapi dia
mempunyai satu kekurangan yaitu ia menderita penyakit kelainan jantung yang
diderita sejak kecil.
Leon bersikeras untuk
menjadi teman baiknya Sandra, akan tetapi Sandra selalu menolak permintaan leon
Suatu hari leon melihat
Sandra sedang duduk di bawah pohon, sambil membuat contekan di selembar kertas.
Tetapi leon melarangnya, dan leon pun mengajak taruhan. Jika kelopak bunga
melati berjumlah ganjil, maka ia tidak boleh menyontek lagi. Dan jika kelopak
berjumlah genap, maka leon harus menuruti segala keinginan Sandra. Satu per
satu kelopak melati itu dicabut leon, hingga akhirnya sampai kelopak yang
terakhir jatuh ke tanah, dan leon pun yang menang. Dari situlah mereka menjadi
teman baik. Ujian pun di mulai, sandra pun tidak bias mengerjakannya. Keesokan
harinya, pak Donny, memberitahu bahwa hanya Sandra kelasnya. Leon pun bertekat
untuk mengajari Sandra sampai ia mendapat nilai ujian yang bagus, namun seperti
biasanya Sandra bermalas-malasan jika belajar.
Ujian ulang pun
dilakukan oleh Sandra, Sandra tidak menyangka mendapatkan nilai ujian yang
terbaik, ia berlari ke kelas leon untuk memperlihatkan nilai ujiannya, ternyata
leon tidak masuk dan salah satu temannya berkata bahwa leon di bawa Ke Rumah
Sakit. Terkejutlah Sandra dan ia segera bergegas ke tempat leon.
Sandra bertekad untuk
membuat leon senang. Sandra setiap hari menemani leon di rumah sakit. Suatu
ketika Sandra meminta ijin ke orang tuanya leon untuk pergi ke taman rekreasi
satu jam saja. Papa leon pun menyetujuinya permohonan Sandra.
Sandra mengulurkan
tangannya “ kemarin kau mengatakan bahwa asa satu hal yang tidak bias dilakukan
di rumah sakit, Kehidupan normal. Nah, leon aku akan memberimu kesempatan untuk
merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini”. (hal.189)
Ketika memasuki arena
taman rekreasi leon melihat sekelilingnya dengan senang. Sandra menggenggam
tangannya dan langsung menuju sebuah komidi putar. Selesai satu jam bermain
mereka pun kembali ke Rumah Sakit. Sepanjang perjalanan menuju ke Rumah Sakit,
mereka tertawa riang, lalu tiba-tiba leon merasa sesak nafas Sandra pun sangat panik,
muka leon sangat pucat, dan melepaskan genggaman tangannya Sandra.
Sesampainya di Rumah
sakit, leon pun langsung di bawa keruang operasi setelah satu jam. Dokter
memperitahu kalau leon telah pergi. Tiga hari kemudian Sandra menghadiri
upacara pemakaman leon. Dia megubah warna rambutnya kembali ke warna aslinya
dan tampil sangat rapi.
Karna leon lah, Sandra
berubah tidak menjadi anak yang nakal dan penampilannya pun berubah.
Novel ini menarik untuk
di baca, karena banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil. Dari mulai
persahabatannya, persahabatan tidak di ukur dari senakalapapun ia atau ia
seorang anak penyakitan, tetapi dilihat dari keikhlasan dan ketulusan kita
untuk berteman dengannya, tanpa melihat kekurangan kita. Atau pun dari
permasalahan di keluarga, jika orang tua kita berpisah, bukan berarti kita
harus menjadi anak yang sangat nakal. Lihat lah permasalahan dengan bijak.
Bahasa nya pun mudah di pahami, sehingga kita mengerti apa maksud dari isi
novel ini. Selain itu, sampulnya menarik, full color tetapi tidak merusak
keindahan novel itu sendiri. Kekurangan dari novel ini, ceritanya yang
berbelit-belit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar