KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP
Kepribadian dan
Perilaku Konsumen
Menurut
pendapat Psikologi Modern, “Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari
sistem psikofisis individu yang menetukan penyesuaian dirinya terhadap
lingkungannya secara unik”. Kepribadian seorang yang sudah tumbuh menjadi dewasa umumnya di bentuk t dari baik faktor
keturunan,
lingkungan, situasi maupun organisasi.
Menurut
pendapat Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah
suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam
tingkah lakunya yang unik
Faktor-faktor
kepribadian:
a.
Faktor keturunan
Keturunan
merujuk pada faktor genetis seorang individu.
Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik
yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial,
dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu
tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis
bawaan dari individu.
b.
Faktor lingkungan
Di
mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh
lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran
dalam membentuk kepribadian seseorang.
Tipe
kepribadian seseorang dibagi menjadi dua. Yaitu:
a)
Kepribadian
tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk
mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya
yang menentang dari orang atau hal lain.
b)
Kepribadian
proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak,
dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif
menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau
halangan.
Karakteristik Pribadi Yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen
Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
a) Umur dan Tahap Daur Hidup
b) Pekerjaan
c) Situasi Ekonomi
d) Kepribadian
Teori-Teori Kepribadian
I.
Teori Psychoanalitis
Teori
ini menunjukkan bahwa perilaku manusia ini dikuasai oleh personalitasnya atau
kepribadiannya. Teori ini sebenarnya bercermin atas adanya suatu pandangan
konflik dari perilaku manusia ini. Namun suatu penjelasan yang lebih berarti,
komprehensif, dan sistematis mengenai konflik tersebut
Teori
ini menekankan pada sifat-sifat kepribadian yang tak didasari sebagai hasil
dari konflik masa kanak-kanak. Konflik itu diturunkan menjadi 3 komponen kepribadian
yang terdiri atas:
a. Id
merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
b. Superego
merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma
dan etika social.
c. Ego
merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu
II.
Neo-Freudian Personality Theory
Berbeda
dari pandangan Freud bahwa kepribadian bahwa kepribadian bersumber dari insting
manusia secara alamiah, Menurutnya individu dapat dibedakan menjadi 3
kepribadian yaitu :
- Compliant Individual
Individu-individu
yang cenderung mendekati orang lain. Mereka memepunyai hasrat untuk dikasihi,
diingini, dan dihargai.
- Aggressives Individual
Individu-individu
yang cenderung menentang orang lain. Mereka mempunyai hasrat untuk berprestasi
dan mendapatkan pujian.
- Detached Individual
Individu-individu
yang cenderung menjauhi orang lain. Mereka suka kemandirian, kemerdekaan,
kebebasan dari kebajiban.
III.
Trait Theory
Trait
Theory menggunakan asumsi
(1)
bahwa semua individu memilik karakter berbeda,
(2)
karakter tersebut bersifat konsisten dan dapat diukur perbedaanya antara
individu yang satu dengan yang lain.
Dimensi Kepribadian
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
GAYA HIDUP
Beberapa
definisi gaya hidup menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut :
1. Gaya hidup
di definisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya
(Engel, Blackwell dan Miniard, 1995).
2. Gaya hidup
mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia
menggunakan waktu dan uang (Solomon, 1999).
Gaya
hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan
masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang
lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau lifestyle dapat diartikan
juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata
cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu. Gaya hidup dapat
dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasatmata, yang
menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara,
tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam
pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu.
Kita bisa menilai seseorang dengan cara
melihat gaya hidup orang tersebut. Itulah mengapa bagian departemen marketing
sebuah produk selalu melakukan pengamatan terhadap gaya hidup seseorang yang
menjadi target pasarnya untuk bisa mendapatkan hasil penjualan yang maksimal.
Karena memang melalui gaya hidup lah seseorang bisa dengan tanpa sadar
memperlihatkan kepada khalayak siapa diri mereka sebenarnya.
Menggunakan
Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran
A.
Segmentasi pasar sasaran
1.
Konsumen
yang menginginkan kesehatan dan kebutuhan gizinya
terpenuhi
2. Kelompok konsumen
yang sangat memperhatikan kandungan kadar lemak susu karena takut kegemukan
3. Konsumen yang
mengkonsumsi karena kebiasaan saja
B.
Membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan
menggunakan iklan
C. Pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media-media yang paling
cocok
D. Pemasar bisa mengembangkan produk
sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka