29 November 2011

Tulisan 7


Rindu setengah gila
P
ernah gak sih kalian merasakan penyakit meriang??
Ettzz, tunggu dlu obatnya bukan sembarang obat yang bisa di beli di warung mana saja. Tetapi penyakit ini hanya bisa di obati dengan komunikasi yang terjalin setiap waktu.
Apa sih meriang itu?? Pasti para pencandu cinta, pernah mengalami ini..
Mering adalah MeRindukan kasih sayang,,
Eksis dikit dulu ah, lay lay, lay lay lay lay  aku jarang di belai, itu kata titi kamal #hehe
***
Sweet memory..
B
agi ku orang tua is number One, tanpa mereka aku tak akan mungkin seperti ini.
Senakal apapun aku, orang tua ku tetap membimbing aku kejalan yang lebih sempurna lagi.
Suatu ketika, sebelum ayah dan ibu ku berangkat ketanah suci untuk melaksankan kewajibannya.
aku masih bertingkah manja kepada kedua orang tua ku. Apa apa bilang ”yah minta ini, bu temenin”.
Ahh, pokoknya ga mandiri banget lah diriku.
Depend on with my parents.
Tapi, aku baru muulai memahami, semenjak di tinggal orangtua ku ke tanah suci. Semuanya serba sendiri.
Masak harus sendiri, cuci baju sendiri, sampai urusan di rumah aku yang ngerjain sendiri. Ternyata tak gampang, untuk melakukan semua itu. Aku salut dengan kedua orang tua ku, my parents you are the best.
***
H
ari demi hari, akupun merasa kesepian dan rumah tak ramai lagi tanpa ayah dan ibuku kala di waktu senja.
Yang setiap harinya, suara ibuku menggelegar mengalahkan alarm ku di pagi hari sampai kakaku ikut terbangun dari tidurnya. Sedangkan malem harinya, ku tadarusan bersama dengan ayah ku setelah melaksanakan sholat  isya berjamaah.
Hati ku tentram sekali, serasa hidup ku tak ada duanya di bandingkan org lain.
Tetapi Sekarang, semua tak Nampak lagi. Akuu sangat rindu dengan ayah ibu ku, padahal baru 3 minggu lebih mereka berangkat.
Setiap ku sujud, ku berdoa agar ayah dan ibuku sehat sehat disana, dan kembali ke tanah air  dengan selamat.
Seperti lagu d’masiv
“Aku rindu setengah mati kepada mu, sungguh ku ingin engkau tahu aku rindu setengah mati, aku rindu.”
Sudah banyak kenangan yang kita lalui bersama, setiap ayah menelepon ku, air mata tak dapat di bendung lagi, sudah lama tak mendengar suaranya yang merdu, walaupun sebentar tetapi itu bagiku sudah cukup melepas rasa rindu di hatiku.
***
K
egalauan ku, di minggu ini makin bertambah setelah melihat di arrafah banyak jamaah yang tewas di tempat, hati ku dag dig dug, sholat dan dzikir setiap saat ku panjatkan. Lagi lagi, air mata mengalir mengalir dan terus mengalir dari mata ini, aku merintih di dalam hati
“Ya allah, semoga itu bukan orang tuaku, semoga ayah ibukuu baik baik saja. Aku sangat takut dan khawatir banget dengan mereka”.
Aku tahu, hanya Dialah yang maha mengetahui segala yang ada di muka bumi ini.
Mungkin sang khalik mendengar doa ku, sesaat kemudian ibuku sms, lia ini mamah, apa kabar lia di sana??
Alhamdulilah ya rabb, (mengucapkan syukur)
Iya mah, ia baik baik aja. Mama ayah jg sehat sehat aja kan disana??
Komunikasi seharian terjalin. Aku sangat gembira sekali, kegelisahan ku sedikit brkurang.
Aku ingin merka pulang, aku ingin berkumpul bersama dengan kedua orang tuaku dan aku ingin sekali memeluk ibu yang ku sayangi.
Kembali pulang ayah,
Kembali pulang ibu
Jika kapalmu telah mendarat ke bandara, kita kan berceita tentang cinta dan kehidupan mu pagi hari.

I love my parents.

Sayang ku tak akan pernah lekang oleh kabut malam yang menyelimutiku dan cintaku tak pernah lekang oleh waktu.
Tiba lah saat yang ku tunggu tunggu setelah hampir 40 hari kedua orang tuaku tak di samping ku, ayah ibuku akhirnya akan pulang tanggal 7 desember 2011.
Hari di mana semua kegalauan akan menghilang dan akan lenyap mengalahkan semua kerinduan di dalam hatiku.
Senyuman yang indah akan ku berikan untuk kedua orang tuaku.
Dan aku berjanji samapi kapanpun aku tidak akan menjadi anak yang manja lagi, karena aku sadar ini sudah tugas dan kewajiban ku sebagai anak perempuan yang sudah beranjak dewasa.

Ini cerita kegalauan ku, semoga yang membaca tulisan ini bisa mengambil hikmah dari “kenyataan hidup saya.”

and thanks your for attention my friends :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar