7 Juni 2014

Tulisan - Resensi Novel





Resensi 

Judul Novel    :  3600 Detik
Pengarang      : Charon
Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 200 Halaman
Cetakan          :  Ketiga belas, April 2014
Harga             :Rp. 40.000.-


Akibat Perceraian Orang Tuannya, Sandra menjadi anak bandel dan suka dikeluarkan daeri sekolahnya akibat kenakalannya. Sejak bertemu dengan Leon, tingkah nakalnya lambat laun menjadi berubah dan akhirnya mereka menjadi teman baik. Akan tetapi, karena leon mengidap penyakit yang mematikan, Sandra menyediakan waktunya 3600 detik untuk leon sebelum ia meninggalkan dunia untuk selamanya.
Novel ini bercerita tentang kisah seorang gadis remaja yang menjadi anak nakal akibat perceraian orang tuanya. Suatu hari ia bertemu dengan leon, yang awalnya Sandra tidak menyukai sikap leon, lama kelamaan akhirnya Sandra berteman baik dengan leon.
Novel dibuka dengan pemaparan menarik mengenai sikap Sandra, sang gadis yang nakal akibat hancurnya rumah tangga orang tuanya. Dia merokok sambil duduk di jendela, mencoba mengingat sudah berapa banyak rokok yang dihisapnya. Sandra sudah tidak pernah mau memedulikan apapun lagi semenjak ayahnya bercerai dengan ibunya setahun yang lalu (hal.7)
Sandra memasuki sekolah barunya,dengan gaya rambut yang merah, baju seragam yang di keluarkan, dan kuku tangan nya yang berwarna merah. Ia berjalan di lorong-lorong, tiba-tiba ia bertemu dengan seorang cowok sedang memainkan piano di ruang musik. Dia adalah leon, leon salah satu murid yang teladan di sekolahnya, akan tetapi dia mempunyai satu kekurangan yaitu ia menderita penyakit kelainan jantung yang diderita sejak kecil.
Leon bersikeras untuk menjadi teman baiknya Sandra, akan tetapi Sandra selalu menolak permintaan leon
Suatu hari leon melihat Sandra sedang duduk di bawah pohon, sambil membuat contekan di selembar kertas. Tetapi leon melarangnya, dan leon pun mengajak taruhan. Jika kelopak bunga melati berjumlah ganjil, maka ia tidak boleh menyontek lagi. Dan jika kelopak berjumlah genap, maka leon harus menuruti segala keinginan Sandra. Satu per satu kelopak melati itu dicabut leon, hingga akhirnya sampai kelopak yang terakhir jatuh ke tanah, dan leon pun yang menang. Dari situlah mereka menjadi teman baik. Ujian pun di mulai, sandra pun tidak bias mengerjakannya. Keesokan harinya, pak Donny, memberitahu bahwa hanya Sandra kelasnya. Leon pun bertekat untuk mengajari Sandra sampai ia mendapat nilai ujian yang bagus, namun seperti biasanya Sandra bermalas-malasan jika belajar.
Ujian ulang pun dilakukan oleh Sandra, Sandra tidak menyangka mendapatkan nilai ujian yang terbaik, ia berlari ke kelas leon untuk memperlihatkan nilai ujiannya, ternyata leon tidak masuk dan salah satu temannya berkata bahwa leon di bawa Ke Rumah Sakit. Terkejutlah Sandra dan ia segera bergegas ke tempat leon.
Sandra bertekad untuk membuat leon senang. Sandra setiap hari menemani leon di rumah sakit. Suatu ketika Sandra meminta ijin ke orang tuanya leon untuk pergi ke taman rekreasi satu jam saja. Papa leon pun menyetujuinya permohonan Sandra.
Sandra mengulurkan tangannya “ kemarin kau mengatakan bahwa asa satu hal yang tidak bias dilakukan di rumah sakit, Kehidupan normal. Nah, leon aku akan memberimu kesempatan untuk merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi ini”. (hal.189)
Ketika memasuki arena taman rekreasi leon melihat sekelilingnya dengan senang. Sandra menggenggam tangannya dan langsung menuju sebuah komidi putar. Selesai satu jam bermain mereka pun kembali ke Rumah Sakit. Sepanjang perjalanan menuju ke Rumah Sakit, mereka tertawa riang, lalu tiba-tiba leon merasa sesak nafas Sandra pun sangat panik, muka leon sangat pucat, dan melepaskan genggaman tangannya Sandra.
Sesampainya di Rumah sakit, leon pun langsung di bawa keruang operasi setelah satu jam. Dokter memperitahu kalau leon telah pergi. Tiga hari kemudian Sandra menghadiri upacara pemakaman leon. Dia megubah warna rambutnya kembali ke warna aslinya dan tampil sangat rapi.
Karna leon lah, Sandra berubah tidak menjadi anak yang nakal dan penampilannya pun berubah.
Novel ini menarik untuk di baca, karena banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil. Dari mulai persahabatannya, persahabatan tidak di ukur dari senakalapapun ia atau ia seorang anak penyakitan, tetapi dilihat dari keikhlasan dan ketulusan kita untuk berteman dengannya, tanpa melihat kekurangan kita. Atau pun dari permasalahan di keluarga, jika orang tua kita berpisah, bukan berarti kita harus menjadi anak yang sangat nakal. Lihat lah permasalahan dengan bijak. Bahasa nya pun mudah di pahami, sehingga kita mengerti apa maksud dari isi novel ini. Selain itu, sampulnya menarik, full color tetapi tidak merusak keindahan novel itu sendiri. Kekurangan dari novel ini, ceritanya yang berbelit-belit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar